Dakwah antara Realitas dan Prioritas

Tugas utama Rasulullah adalah membawa perubahan. Menerangi yang gelap, memberantas yang bathil. Ada realitas, ada prioritas

Oleh: MS. Yusuf al-Amien *

Pada masa itu peradaban dunia sangatlah kacau, baik di Barat maupun Timur. Keadaan umat manusia sungguh memprihatinkan. Di Barat, orang sudah tidak lagi percaya akan Sang Pencipta, mereka hanya memiliki filsafat untuk menyembah akal. Di Timur, kebodohan menyeret mereka untuk menuhankan patung, berhala, bintang api, dan mentari.

Di jazirah Arab, mereka membunuh bayi perempuan, menganggap wanita bukanlah “manusia”, menjadikan yang lemah sebagai hamba sahaya untuk dijual-belikan dalam komoditi perbudakan.

Itulah gambaran ‘ashru-l-fatrah saat itu. Yaitu masa kealpaan seorang Rasul dari peradaban manusia, semenjak terakhir kali Allah menurunkan Nabi Isa ‘alaihissalam. Masa itu adalah saat di mana umat manusia kering akan wahyu Ilahi yang dapat membimbing mereka kepada ajaran yang benar (lih: Tafsir Ibnu Katsir QS. Al-Maidah: 19).

Oleh karena itu, Allah kemudian mengutus seorang Rasul terakhir, Rasul yang membawa risalah akhir zaman untuk seluruh umat manusia, menunjukkan kepada mereka akan hakekat alam semesta. Dialah Muhammad bin Abdullah, utusan terakhir yang membawa misi agung untuk mengubah keadaan manusia dari keterpurukan multi-dimensi menuju sebuah kejayaan duniawi-ukhrawi.

Misi Perubahan Baca lebih lanjut