Tak kunjung selesai, aparat kepolisian sepertinya tidak pernah belajar dalam berbagai penangan aksi demonstrasi. Penanggulangan anarkis para demonstran ditanggapi dengan tindakan yang lebih “anarkis” pula oleh kepolisian. Jika demonstran hanya memakai kayu dan toa (pengeras suara) serta batu, beda dengan polisi yang telah siap mempersiapkan segala macam senjatanya. Mulai dari mobil lapis baja, kayu pemukul, tameng huru-hara, senapan dan tak lupa juga dengan sikap beringasnya.
Filed under: Berita | Tagged: aksi arogan polisi, aksi demonstrasi, anarkis, aparat kepolisian, BBM, Demonstran, foto kepolisian, kenaikan BBM, Kepolisian, Kepolisian Republik Indonesia, menderita, oknum, polisi, profesional, Rakyat, wartawan | Leave a comment »