“Terbongkarlah Fitnah yang dilakukan oleh okum-oknum Menteri Saudi atas fitnah-fitnah yang di lancarkan kepada Syaikh Muhammad bin Surur. Hanya karena Muhammad bin surur menentang atas keberadaan panggakalan Militer Amerika, beliau harus difitnah habis-habisan. Maka jangan salahkan kami, jika kami menganggap Hizby Salafy merupakan kepanjangan tangan dari Yahudi dan Amerika. Itu terlihat dari dukungannya dengan berdiam diri menyetujui Arab Saudi ditempati pangkalan Militer orang kafir (Amerika). Dan malah mereka (Hizby Salafy) malah menyerang orang Islam yang menolak keberadaan pangkalan Mliter Amerika tersebut (Muhammad bin surur). Tujuan Arab Saudi mengijinkan pangkalan Militer AS, merupakan bentuk ketakutan Pemerintahan Arab Saudi akan ancaman kekuatan militer dari negara lain. Dengan begitu sudah sangat jelas, Arab Saudi meminta perlindungan pemerintahan kafir. Dan mereka, para hizby Salafy hanya berdiam diri, bahkan menjilat pemerintahan Arab Saudi dengan menfitnah ulama yang mentang adanya pangkalan militer di tanah yang dimuliakan Allah.
Berpegang teguhlah kalian dengan tali (agama) Allah dan janganlah kalian bercerai berai. Ingatlah akan nikmat Allah ketika kalian dahulu (masa jahiliah) bermusuh-musuhan hingga Allah mempersatukan hati kalian, lalu karena nikmat Allah, kalian menjadi bersaudara. ( QS. Ali Imran: 103)
Menurut Muhammad Ikhsan, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Pasca Sarjana Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam, yang meneliti ”Gerakan Salafy Modern di Indonesia”, pada hakikatnya, seorang Muslim manapun sebenarnya, sedikit banyak memiliki kadar kesalafyan dalam dirinya, meskipun ia tidak pernah menggembar-gemborkan pengakuan bahwa ia seorang Salafy. Tapi kemudian, penggunaan istilah Salafy ini secara khusus mengarah pada kelompok gerakan Islam tertentu.
Tak dipungkiri, gerakan Salafy di Indonesia banyak dipengaruhi oleh ide dan gerakan pembaruan yang dilancarkan oleh Muhammad ibn ’Abd al-Wahhab di kawasan Jazirah Arab. Ide pembaruan ini memberikan pengaruh pada gerakan-gerakan Islam modern yang lahir kemudian, seperti Muhammadiyah, Persis, dan Al Irsyad. Isu mendasar yang diusung oleh gerakan-gerakan ini adalah ”Kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah”, serta pemberantasan takhayul, bid’ah dan khurafat. Patut dicatat, gerakan ini tidak sepenuhnya mengambil dan menjalankan ide-ide yang dibawa oleh purifikasi Muhammad ibn ’Abd al-Wahhab. Namun, tetap saja, banyak yang menisbatkan gerakan ini sebagai kelompok Wahhabi.
Baca lebih lanjut →
Filed under: Artikel Islam | Tagged: Ja'far umar, Muhammad bin surur, Muhammadiyah, Salafy, Surury, Wahabi | 7 Comments »