Hizb Salafi Makar Jika Tidak Mengikuti Pemilu


Pemilu yang diadakan di Indonesia ini akan segera dilaksanakan, umat Islam wajib hukumnya untuk segera memilih wakil dan pemimpinnya yang akan duduk di parlemen dalam mewakili umat Islam untuk berbicara dan memperjuangkan permasalahan umat Islam. Hal ini sangat jelas, bahwa pemilu adalah tonggak “peperangan” antara umat Islam dengan para munafik dan kafir.

Mungkin sangat banyak pendukung hizb Salafi menyatakan bahwa keharamannya untuk mengikuti pemilu karena hasil dari produk demokrasi yang berasal dari system kufur. Hal yang sangat perlu dipahami adalah, hizb Salafi juga sangat jelas melarang orang untuk makar terhadap pemerintahan atau terhadap penguasa.

Penguasa dan pemerintahan Indonesia sekarang sedang menghadapi hajat besar, yaitu pemilu. Penguasa dan Pemerintah Indonesia sudah “berfatwah” untuk mengikuti pemilu. Mungkin kita bisa melihat dalil-dalil yang sering dijadikan rujukan para hizb Salafi:

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. Nisa: 59)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah menyatakan:

‘Ulil Amri mencakupi dua golongan, yaitu ulama dan penguasa. (Majmu’ Fatwa, 18/158) (Lihat pula Tafsir at-Thobari, 5/93, Ibnu Katsir, 1/530, Fathul Bari, 8/254, Risalah at-Tabukiah, hal. 47)

Wajib bagi seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa) dalam perkara yang ia senangi dan ia benci kecuali apabila diperintah berbuat kemaksiatan. Apabila penguasa memerintah berbuat kemaksiatan maka tidak perlu didengar dan ditaati (kemaksiatan itu). (Hadis Riwayat Bukhari 13/121, Muslim 3/1469)

Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani Rahimahullah menyatakan: Hadis ini menunjukkan wajibnya taat kepada penguasa, hal itu berlaku dalam perkara yang bukan maksiat. Hikmahnya taat kepada penguasa adalah agar menjaga persatuan kalimat, karena yang namanya perpecahan adalah kehancuran.� (Fathul Bari, 13/112)

Imam Ibnu Abi Ashim dalam kitabnya as-Sunnah (2/727) dari Muawiyah bin Abi Sufyan dia berkata: Ketika Abu Dzar keluar menuju Robadzah dia bertemu dengan sekelompok penduduk dari Iraq. Mereka berkata: Wahai Abu Dzar kami sudah tahu apa yang dilakukan penguasa ke atas-mu, duduklah dan pasangkanlah bendera pemberontakan, maka orang-orang akan berhimpun bersamamu. Abu Dzar berkata: Tenang.. tenang wahai saudara se-islam, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda: Akan ada sepeninggalanku para penguasa. Hormatilah mereka, barangsiapa yang mencari-cari keburukannya, sungguh dia telah meruntuhkan dinding Islam. Tidak akan diterima taubatnya sehingga dia mengembalikan dinding yang dirusakkannya itu sebagaimana awalnya.

Semoga Allah merahmati Sahl bin Abdullah at-Tustari yang telah berkata: Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menghormati penguasa dan para ulama. Apabila mereka mengagungkan dua golongan ini, Allah akan memperbaiki dunia dan akhirat mereka. Apabila mereka merendahkannya, berarti mereka telah menghancurkan dunia dan akhirat mereka sendiri. (Tafsir al-Qurthubi, 5/260)

Jangan kalian mencela penguasa kalian, jangan kalian menipu dan membencinya. Bertakwa dan bersabarlah kepada Allah, sesungguhnya perkaranya dekat. (Hadis Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6/69, Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah 2/488, Tahqiq DR.Basim Jawabirah dan beliau menghasankannya)

Ziyad bin Kusaib al-Adawi berkata: Aku pernah bersama Abu Bakrah duduk di bawah mimbar Ibnu Amir yang sedang berkhutbah dan memakai pakaian tipis. Abu Bilal berkata: Lihatlah pemimpin kita, dia memakai pakaian orang fasik! Abu Bakrah berkata: Diamlah! Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang menghina penguasa Allah di muka bumi, Allah akan menghinakannya. (as-Sahihah, 5/376)

Ibnu Nuhas Rahimahullah berkata: Mencegah kesalahan penguasa tidak boleh dengan kekuatan tangan, tidak boleh mengangkat senjata, atau mengumpulkan orang untuk memberontak, kerana akan membangkitkan fitnah, menimbulkan keburukan dan menjatuhkan kewibawaan penguasa, bahkan berupaya mendorong rakyat untuk memberontak, menghancurkan negeri dan yang seumpamanya dan kejelekan yang tidak samar lagi. (hal. 46)

Imam Ahmad berkata:

“Penguasa tidak boleh ditentang, karena pedangnya terhunus.” (al-Adab asy-Syar�iah, 1/197)

Barangsiapa yang melihat sesuatu yang ia benci dari penguasanya maka hendaklah ia bersabar. Barangsiapa yang meninggalkan jama’ah walau sejengkal maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah. (Hadis Riwayat Bukhari, 7143 & Muslim, 1849)

Rasulullah bersabda (yang artinya): Sesungguhnya akan ada setelahku para pemimpin yang mementingkan diri mereka sendiri, perkara-perkara yang kalian ingkari. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah apa yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau menjawab: Hendaklah kalian menunaikan kewajiban kalian dan mintalah hakmu kepada Allah. (Hadis Riwayat Bukhari 13/5, Muslim 3/1472)

Sudah sengat jelas dalil-dalil yang dikemukakan oleh hizb Salafi masalah penguasa dan pemerintah. Dan, setiap pemerintah atau penguasa yang dia masih menjalankan sholat, puasa, dll. Atau selama dia masih muslim maka pemerintah dan penguasa tersebut harus dipatuhi. Sekarang pemerintah dan penguasa Indonesia mempunyai hajat besar di pemilu ini, pemerintah dan penguasa jelas melarang golput bagi setiap warganya. Nah apakah para hizb Salafi akan mengikuti pemerintah atau makar terhadap perintah yang dikeluarkan pemerintah dan penguasa Indonesia? Padahal ketika mereka golput, maka mereka makar dan mengingkari dalil-dalil yang mereka utarakan. Padahal makar dan memberontak terhadap penguasa dan pemerintah merupakan perbuatan yang sangat fatal!

Rosulullah s.a.w. bersabda (yang artinya) ; Sebaik-baiknya penguasa adalah yang kalian mencintainya dan mereka mencintai kalian. Kalian mendo’akannya dan mereka mendo’akan kalian. Seburuk-buruknya penguasa adalah yang kalian membencinya dan merekapun membenci kalian, kalian mencacinya dan mereka mencaci kalian. Rosulullah ditanya: Wahai Rosulullah tidakkah kita memberontak dengan pedang? beliau menjawab: Jangan, selama mereka masih menegakkan solat. Apabila kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari penguasa kalian, maka bencilah perbuatannya dan janganlah kalian mencabut ketaatan dari mereka. (Hadis Riwayat Muslim, 3/1481)

Imam al-Barbahari berkata:

Tidak halal memerangi penguasa dan memberontak sekalipun mereka itu zalim. Tidak ada di dalam sunnah yang namanya memberontak kepada penguasa, karena hal itu akan membawa kerusakan agama dan dunia. (Syarhus Sunnah, hal. 78) (Imam Nawawi berkata: Adapun memberontak dan memerangi penguasa adalah haram berdasarkan kesepakan kaum muslimin sekalipun mereka zalim dan fasiq. (Syarah Sahih Muslim, 12/229)

Dan ketika demokrasi yang dipilih oleh penguasa dan pemerintah Indonesia sebagai acuan , dan mereka mencela demokrasi tersebut apakah mereka tidak tahu bahwa mereka telah melanggar dalil yang mereka utarakan sendiri?

“Mulailah dengan mencela para penguasa kalian dan tampakkanlah bahawa hal itu sebagai amar ma’ruf nahi munkar, maka hati manusia akan condong kepada kalian, kemudian barulah ajak mereka untuk memberontak!. (Tarikh Rusul, 4/340 oleh Ibnu Jarir at-Thabari)”

Jika hizb Salafi tidak ingin memberontak atau makar terhadap pemerintah dan penguasa, maka sudah seharusnya mereka mengikuti apa yang sudah diatur oleh penguasa dan pemerintah Indonesia dengan tidak golput. Jika mereka memilih golput dan bahkan mencela system demokrasi yang dipilih oleh pemerintah Indonesia. Maka hizb Salafi telah melakukan pemberontakan atau makar terhadap pemerintahan. Dan hizb Salafi tidak boleh menghina partai-partai yang ada di Indonesia, karena ketika mereka mencela perbuatan partai-partai Islam maupun non Islam maka mereka juga telah melakukan perbuatan makar, karena partai adalah bagian dari pemerintahan dan penguasa itu sendiri.

18 Tanggapan

  1. Ana menasehatkan kepada seluruh kaum muslimin, khususnya kepada mereka yang menempuh jalan hizbiyah, untuk tidak buru-buru membuat pernyataan, penolakan atau bantahan kepada salafiy dan salafiyyin. ana dahulu adalah penentang paling keras bahkan kasar terhadap salafi, ketika ana masih sibuk dan tergila-gila dengan organisasi. ana 6 tahun ikut Jamaah Tabligh, sempat ikut Dzur di Makassar lalu khuruj ke Takalar, Gowa,Bantaeng. kemudian ana melanjutkan dakwah Jamaah Tabligh di Sorong Papua. namun kecintaan saya kepada kebenaran, tidak menyebabkan ana fanatik terhadap dakwah tabligh ini. lalu ana ikut mengaji di Pimpinan Daerah Muhammadiyah sorong, yang pada akhirnya ana menjadi pengurus pada organisasi tersebut sebagai anggota Majelis Tarjih. Ketika suatu saat ana bertemu dengan aktifis pergerakan Islam, ana pun ikut ngaji dan ikut dalam pergerakan Islam tersebut yang akhirnya menyebabkan ana didaulat sebagai Sekertaris Daerah Partai keadilan Sorong. Namun sekali lagi kecintaan ana kepada kebenaran tidak menyebabkan ana fanatik dan menutup diri dari segala argumen yang bersumber dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah. sehingga tibalah suatu saat ketika hidayah Allah SWT mendatangi ana melalui suatu perdebatan panjang nan alot dengan kawan-kawan yang ngaji salafi. perdebatan demi perdebatan sering terjadi bahkan kadang berlangsung panas. namun ana tidak bisa menyembunyikan ketertarikan ana atas semua argumen yang disampaikan kawan saya yang senantiasa mengutip ayat-ayat Al-Qur’an Hadits dan ucapan para ulama. akhirnya ana memberanikan diri untuk ngaji kepada ustadz salafi alumni Yaman, bertanya dan berdebat dengan ustadz tersebut. dan alhamdulillah sejak saat itu sampai sekarang ana lebih mantap dan lebih tenteram dengan manhaj yang haq ini dan Insya Alah ana tetap berpegang teguh diatas manhaj yang haq ini sampai ajal menjemput. jadi intinya, daripada sibuk membantah dan menolah salafi, lebih baik antum ketemu langsung ustadznya, ngaji,bertanya, menggali lebih dalam tentang salafi. jika antum tetap tidak suka, toh tidakada paksaan untuk ikut. jangan hanya melihat dari jauh, menerima pendapat, komentar dari orang lain, yang belum tentu obyektif. JAZAAKUMULLOHU KHOIRON KATSIIRON.

    BERANIKAN DIRI UNTUK MEMBUKA HATI SELUAS-LUASNYA, DALAM RANGKA MENERIMA KEBENARAN YANG BERSUMBER DARI AL-QUR’AN MAUPUN AS-SUNNAH. JANGAN TAKUT DENGAN CELAAN ORANG, KARENA KITA BUKAN BERIBADAH KEPADA MANUSIA. BARANG SIAPA YANG YANG BERPEGANG TEGUH KEPADA KEBENARAN PASTILAH MEREKA AKAN BERHADAPAN DENGAN ORANG YANG MENENTANG, MENYELISIHI BAHKAN MUNGKIN MENYAKITI MEREKA. COBA ANTUM SEMUA RENUNGKAN, BUKANKAH NABI MUHAMMAD ITU MANUSIA TERBAIK? PALING MULIA AKHLAKNYA? PALING TINGGI TAQWANYA KEPADA ALLAH SWT? TAPI COBA PERHATIKAN BETAPA BANYAK MANUSIA MENENTANG,

    Jawab Abu Jaisy:
    Insya Allah jawaban komentar antum akan ana jawab dengan artikel lain “Hizby-kah salafi?” Do’akan saja ana agar mempunyai waktu untuk menulis artikel tersebut.
    Kalau boleh tahu, antum bernama siapa? Dan tahun berapa antum diamanahi menjadi Sekretaris Daerah Partai Keadilan? Insya Allah ana coba kroscek langsung ke DPD Sorong tentang kebenaran ini, insya Allah.
    Oh iya, saya sampai sekarang masih sering mengikuti kajian Ilmiahnya orang-orang yang menganggap dirinya paling salaf dan paling mengikuti sunnah.

    Dari artikel diatas jelas yang dibahas adalah masalah “makar” orang-orang yang mengaku salafi jika tidak mengikuti pemilu. Jadi bukan “Hizb-nya” yang dimaksud. Semoga ke-ilmiah-annya dapat terjaga dari setiap bahasan-bahasan tanpa harus mengalihkan sebuah pembahasan ke-arah pembahasan lainnya.

  2. ketahuialh saudaraku, akan lebih bijaksana bila kita meneliti lebih mendalam sebelum menetapkan, membantah ataupun menyangkal sesuatu. yang ana fahami, salafiy bukan hizbiy, bahkan sangat bersemangat mempersatukan ummat diatas manhaj yang haq, berdasarkan Al-qur’an maupun As-Sunnah. persatuan yang haqiqi sebagaimana keadaan para sahabat sebelum timbulnya firqoh-firqoh dan bid’ah yang menyebabkan ummat ini berpecah belah. 9 tahun ana mengikuti kajian salafiy, tidak ada yang ana dapatkan kecuali ilmu, hujjah dan bashiiroh yang tidak terbantahkan berdasarkan Al-qur’an maupun As-Sunnah. salafiyyun sangat anti perpecahan, maka kalau ada yang menganggap bahwa salafi itu adalah hizbiy, sebaiknya datang ke ulama atau ustadznya untuk menapatkan keterangan yang jelas dan benar, bukan berdasarkan asumsi-asumsi belaka.
    saudaraku…
    ikhwan kita yang ngaji salafi itu adalah manusia biasa, bisa benar dan bisa salah. tetapi Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shohihah tidak akan pernah salah. silahkan chek kepada mereka, dengan apa mereka berhujjah, berdalil atau berpendapat. jika mereka berhujjah / berdalil dengan al-Qur’an dan As-Sunnah diatas pemahaman salaful ummah, lalu ada yang menolak, membantah dan menuduh hizbiy, maka sesungguhnya yang ditolak itu bukan salafinya tapi Al-Qur’an maupun Sunnahnya.

    Jawab Abu Jaisy:
    Untuk bahasan sekarang, terletak pada hadits makar terhadap pemerintahan. Untuk Salafi hizby atau bukan, Insya Allah saya akan membuat postingan lain dan antum bisa berkomentar disitu tentang hal tersebut. Jadi untuk pembahasan tentang Salafi hizby atau bukan saya akan jawab insya Allah dengan artikel yang lain. Dan hanya pemberitahuan, saya sendiri lebih dari 10 tahun (sampai sekarang) masih mengikuti kajian-kajian yang selalu mengaku dirinya paling salaf dan paling ilmiah.

  3. tok..tok..
    assalamu’alaykum…
    hmmm…artikel yang menarik…
    saya sendiri [masih] memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. dan tentunya saya juga menghormati pilihan saudara2 kita yg lain.
    semoga sistem pemerintahan yang islami segera tercapai….
    sedikit pandangan saya mengenai pemilu, bisa dibaca disini http://celotehbayu200687.wordpress.com/2009/03/11/pemilu/

    [maaf bro, blm melanjutkan diskusi kemarin ttg iklan itu. masih belum terlalu paham apa yg bro tulis :mrgreen: ]

    Jawab Abu Jaisy:
    Waalaikumsalam…
    Yah, kalau tidak paham silahkan tanya aja mana yang bro belum paham. Ok 🙂

  4. Hehehehe…. 😆 Standar ganda boleh dunk akh? 😳 Kan yang paling sholeh dan selamat sendiri. Wong disini cuma numpang kok. Kan pemerintah yang kita taati di sono di Saudi…. :mrgreen:

    PLAK!! 👿

    Eh!!! Maaf-maaf! Becanda…. 😳 Astaghfirullah….. 😳 😥

    Jawab Abu Jaisy:
    Hehehe, bingung juga sama mereka akh. Kalau di Saudi diterapkan Demokrasi Raja-Rajanya nanti nggak berkuasa lagi. Nah makanya hadits-hadits masalah makar untuk pemerintahan/penguasa lebih ditekankan. Tetapi sayang, menjadi “dalil makan tuan” 😀

  5. Horeee, akhirnya HIZB salafi bisa makar, horeee.

    SSST tapi kalau PKS jadi partai oposisi makar ga ya?

    Jawab Abu Jaisy:
    Kalau PKS oposisi yah tidak makar toh. Yang namanya makar itu membelot dan tidak mau mengikuti pemerintahan karena bukan dari bagian pemerintahan. Nah sedangkan partai oposisi itu tidak makar karena mereka juga berada pada pemerintahan atau bagian dari pemerintahan. Nah, masa bagian dari pemerintahan dianggap makar dipemerintahan 🙂

    • Pokoknya kalo jadi oposisi, ana yang seneng akh. Soalnya bisa istirahat hehehe…

      Jawab Abu Jaisy:
      Hehehe, kalau jadi oposisi nggak ada tantangannya akh 😀
      Sekarang saja masyarakat nuntutnya pada PKS besar banget, nah kalau jadi oposisi yang “disengaja” bisa kelabakan kita 😀
      Apalagi dakwah tanpa tantangan tidak sesuai sunnatullah akh 😀

  6. Aku sih orang yang netral yang ingin bertanya bukankah ketaatan itu hanya dalam hal ma’ruf? Sedangkan pemilu tukang becak aja tahu itu ajang tipu daya.Jangan kau permainkan dalil ya akhi sungguh berat resikonya.Yang sudah jelas2 makar ya hasan al banna,sayyid qutthub, dan para komplotan IM lainnya.Termasuk Omar Al Bashir (Hitlernya IM) yang jadi jagal di Sudan.Saya heran partai berlebel Islam seperti PKS katanya peduli kemanusiaan tetapi ketika saudara tua di Sudan melakukan pembantain kok diam saja,beda ketika hamas dgn fatah saling bunuh mereka ribut.Sekali lagi jangan permainkan dalil para pendahulumu sudah binasa di mesir,aljazair karena itu.
    Ada pertannyaan sederhana yang mesti kita renungkan.Kenapa ending dari perjuangan IM justru mereka binasa dansemakin carut marut keadaan kaum muslimin?Jawabnya sederhana Karena IM diatas kesesatan yang membuat Allah tidak Ridho.Camkan itu!
    Karena Allah tidak Ridho maka yang ridho tentunya setan maka jadilah partai keridho’an setan.Sekali lagi jangan menjual agama untuk kepentingan politik kalian akan binasa seperti pendahulumu.

    Jawab Abu Jaisy:
    Hehehe, netral kok pake mencaci yang lain. Wah, sakit neh orang! 😀
    Kenapa ending dari perjuangan IM justru mereka binasa dansemakin carut marut keadaan kaum muslimin? Pertanyaan kaum khawarij yang bodoh! 😀
    IM sampai sekarang masih eksis bro. Wah, kalau sudah taklid buta yah gini deh. Dari seluruh pergerakan Islam. Menurut majalah “Time” IM adalah pergerakan Islam yang mengakar diseluruh dunia. Dan mereka paling tidak disenangi para penguasa! “Yah biasalah, kalau para penguasa yang dzalim mana bisa senang?” 😀
    Sekarang, yang binasa adalah para pentandzhir khawarij yang suka berteriak-teriak paling mengukuti ulama salaf.

    Btw, aniway, busway and spilway 😀
    Kok nggak bisa ilmiah yah? Kan sudah jelas bahasannya “Apakah hadits yang biasa dipakai Hizb Salafi tersebut menjadi senjata makan tuan?”
    Sangat jelas, kebencian kaum khawarij kepada umat Islam yang lainnya masih mengakar sampai sekarang!

  7. lah..jelas sekarng kann….

  8. Gmn nih antum pdhl udh tau demokrasi itu buatanya org kafir tp bngga dngn demokrasi,coba liat bnyknya caleg yg pke uang bwt mnambah pndptn suara akhirny bnyk yg stress krn gagal jd anggota legislatif itulah bukti kufurnya demokras,sistem kufur ko dibela…Aneh…

    Jawab Abu Jaisy:
    🙂
    Jalannya kekanan, komentarnya ke kiri 😀

  9. ass. ana menjadi sekretaris daerah PK periode pertama ketuanya adalah ustadz Amiruddin Syam, Nama ana Rustan Pajjampa Al-Bugisy, saat ini berdomisili di Sidoarjo, kenal baik dengan banyak aktifis PKS, saat ini ana sering ngaji di masjid Abu Tauhid Sidoarjo.

    Abu Jaisy:
    Waalaikumsalam.
    Nama Ana Fajar Agustanto, beberapa bulan lalu ana masih berdomisili di Sidoarjo, tetapi sekarang sudah pindah ke Mojokerto. Ana salah satu pengurus DPD PKS Sidoarjo (dulu sebelum pindah), mungkin kita pernah bertemu tetapi tidak saling kenal nama. Mungkin insya Allah jika Allah mengijinkan kita bisa bertatap muka. Mungkin antum kenal dengan Iskandar, beliau beberapa kali sering bertemu dengan ana. Karena teman liqo kakaknya Iskandar (Dr. Ali) adalah salah satu teman Liqo’ saya sehingga saya sering bertemu dengan beliau (Iskandar). Insya Allah saya sudah sering mendapatkan kader-kader yang berguguran, karena “sakit hati”. Dan saya menghargai setiap pilihan individu orang lain, selama mereka tidak merasa paling beriman dari yang lain. Senang bertemu dengan antum.

  10. Nama ana Abu Hafidzah Rustam Pajjampa Al-Bugisy, menjadi sekretaris Daerah PK periode pertama dengan ketua Ustadz Amiruddin Syam. ana keluar dari partai bukan karena tidak suka beliau atau karena kecewa atau karena alasan yang semisal itu, tetapi ana keluar dari partai semata-mata karena kecintaan ana kepada Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunnah dengan hujjah yang datang dari ahlul ‘ilm. kalau mau mengikuti perasaan, pemikiran dan pendapat ana, tentunya ana lebih condong kepada harokah Islamiyah, tetapi ana tyidak punya hujjah tyentang itu kecuali pendapat, pemikiran dan perasaan belaka. sementara ikhwah salafi membawakan kepada ana hujjah yang tidak terbantahkan karena bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.

    Jawab Abu Jaisy:
    Akhi, ana mengikuti kajian umat Islam itu untuk menambah keilmuan, bukan membanding-bandingkan mana yang “menurut” perasaan saya lebih baik dan benar. Karena pada satu sisi setiap gerakan/golongan/hizb mempunyai kelemahan dan keunggulan masing-masing, hal ini tidak bisa kita nafikkan. Masalah ilmu, ana juga mendapatkan berbagai ilmu, sehingga dapat menambah khazanah keilmuan yang memang ingin saya cari. Dan tidak untuk sombong-sombongan merasa bangga dengan ilmu yang baru saja didapatkan dengan menyatakan diri paling berilmu dan paling mengikuti Al Quran dan As-Sunnah dari yang lain. Hal ini sama saja dengan sikap ujub ataupun riya dalam berilmu. Ketika kita memiliki dua sisi pengetahuan yang berbeda, maka hal itu lebih baik daripada satu ilmu yang membuat kita tidak tahu kemungkinan kebenaran dari yang lain. Hal yang dapat kita saring diantara keduanya adalah mengambil kebaikan dari setiap ilmu yang kita dapatkan tanpa harus berbangga diri kepada yang lainnya dengan merasa paling telah mengikuti ulama salaf. Saya sendiri mempunyai beberapa teman yang masih belum bisa membantah sebuah pertanyaan dengan dalil yang qoth’i kecuali hanya sebuah ijtihad. Padahal rana ijtihad adalah masuk wilayah ra’yu yang semua bisa berbeda, dan kadang bisa salah dan kadang bisa benar. Sudah sangat jelas hal ini dicontohkan oleh Sahabat serta Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in.

  11. mengapa salafiyyun tidak mau mengikuti pemilu??? sebaiknya antum tanya alasan mereka ke ulama mereka, bertabayyun kepada tokoh mereka, insya Allah mereka akan memberi penjelasan yang ilmiyah.

    Jawab Abu Jaisy:
    Akhi, ana tidak mempertanyakan apakah salafiyyun ikut pemilu apa tidak, tetapi ana hanya menggunakan dalil yang biasa dipakai olah hizb Salafy dalam berfatwa masalah pemerintahan/penguasa. Dalam fatwa Syaikh Bin Baz sendiri membolehkan ikut pemilu, Syeikh Ibnu Utsaimin juga membolehkan. Nah hal yang perlu di ingat, adalah bagaimana mengingatkan dengan dalil-dalil yang qhot’i

  12. assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh

    jelas demokrasi bukan cara Islam sehingga tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam bermaksiat kepada Kholiq

    Dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu berkata,berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam: Wajib bagi seorang Muslim untuk taat dalam hal-hal yang dia sukai
    ataupun yang ia benci kecuali kalau diperintah untuk berbuat maksiat makatidak boleh mendengar dan taat. (HR. Bukhari dan Muslim)

    Adapun kenapa tetap taat kepada penguasa, karena memang diperintahkan utk hal itu selama penguasanya masih muslim dan sholat.

    “Akan ada Umara’ yang kalian kenal tetapi kalian ingkari. Barangsiapa yang mengetahuinya, ia telah berlepas diri darinya. Siapa yang mengingkarinya, ia telah selamat. Akan tetapi yang ridha dan mengikuti.”
    Para shahabat bertanya: Tidakkah kita perangi mereka?!
    Rasul menjawab: “Tidak, selama mereka masih shalat.”
    (HR Muslim 4906-4909)

    Kenapa sih musti taat khan mereka (pemimpin) hasil dari produk demokrasi jawabnya adalah :

    Dari Hudzaifah Ibnul Yaman radliyallahu ‘anhu berkata,bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam: Akan datang sesudahku para pemimpin, mereka tidak mengambil petunjukku dan juga tidak melaksanakan sunnahku. Dan kelak akan ada para pemimpin yang hatinya seperti hati syaithan dalam jasad manusia.Maka aku berkata:Ya Rasulullah, apa yang aku perbuat jika aku mendapati hal ini? Berkata beliau: Hendaklah engkau mendengar dan taat pada amirmu walaupun diamemukul punggungmu dan merampas hartamu. (HR. Muslim dalam
    Shahih-nya)

    Siapa yang tak kenal Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi ? (yang naik menjadi pemimpin juga bukan dengan cara Islam) Kebengisannya, kekejamannya dalam memerintah kaum Muslimin, ratusan jiwa kaum Muslimin melayang di tangannya, tak terkecuali para imam-imam terkemuka. Akan tetapi, adakah di kalangan para ?sahabat nabi yang mengkafirkannya ? Adakah para ?sahabat nabi yang mendemonya atau memprovokasi massa untuk mendemonya ?Adakah di antara para ?ulama yang menyatakan boleh memberontak kepadanya ? Kenapa demikian karena para sahabat mengikuti sunnah Nabi dan Manhaj Nabi dalam menghadapai pemimpin yg dzalim namun masih muslim.

    Dari Anas berkata : Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam bersabda :Sepeninggalku nanti kalian akan menemui atsarah (pemerintah yang tidak menunaikan haq rakyatnya-ed) maka bersabarlah sampai kalian menemuiku. (HR. Bukhari dan Muslim)

    Maka wajar jika sikap salafiyyin yg menolak demokrasi ataupun golput karena bukan cara Islam (maksiat) sementara tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam kemaksiatan kepada Kholiq sedangkan dalam demokrasi sendiri orang mempunyai hak utk golput (tidak memilih) silahkan antum perhatikan apakah ada di negara demokrasi orang2 yg golput ditangkapi dan dihukum?
    maka wajar di hadist (HR Muslim 4906-4909)yg diatas ada lafadz jelas ”

    “Siapa yang mengingkarinya, ia telah selamat. ”

    Dalam hal ini salafiyyin jelas mengingkari demokrasi yg bukan cara Islam, namun walaupun demikian salafiyyin mereka tetap tidak memberontak ataupun memprovokasi dgn menjatuhkan para penguasa yg masih muslim. yg mereka lakukan adalah sabar mengikuti sunnah Nabi dlm hadist2 beliau Shallallahu alaihi wa sallam. seperti juga yg terjadi di negara arab saudi yg memakai sistem kerajaan memang sistem ini bukan sistem ideal Islam seperti Khilafah namun tidak ditemukan pertentangan dengan dgn sistem Islam selama yg menjadi raja tetap menerapkan syariat Islam dana capable, terbukti khilafah2 Islam pun juga terdiri dari dinasti seperti dinasti abbasiyah, ustmaniyah,dll dan para nabi dan rasulpun ada juga yg menjadi Raja seperti Nabi Sulaiman dan Nabi Daud Alaihissalam.

    sekian tanggapan ana

    semoga Allah memberkahi antum selalu

    wassalam

    Jawab Abu Jaisy:
    Hal yang harus di ingat, “bukan demokrasinya, tetapi pemimpin/penguasa yang sedang berkuasa. Mau mengikuti atau tidak?”
    Jadi sudah sangat jelas sekali, Hizb Salafi harus taat kepada penguasa/pemimpin sebuah negara. Bagi yang tidak mengikutinya maka mereka makar!
    Kita tidak membahas demokrasi, tetapi kita membahas ketaatan seorang Hizb Salafy kepada penguasa pemerintahan. Demokrasi sendiri masih ditelerir oleh Syaikh Bin Baz dari orang Islam yang taat berada didalamnya. Selama meraka tidak meyakininya bahwa demokrasi adalah sebuah paham.
    Nah itulah hebatnya, dinegara demokrasi orang yang golput tidak diapa-apakan. Sedangkan di Arab Saudi sendiri jika ada orang yang tidak mengikuti penguasa maka mereka akan ditangkapi. Apakah demokrasi menjadi hal yang masih lebih baik dari Arab Saudi?

    Berarti sudah sangat jelas sekali, anda dilarang untuk membahas masalah demokrasi (haram atau tidaknya) karena ketika antum membahas masalah itu, maka antum sudah memprovokasi dengan menjatuhkan penguasa.

    Dalam setiap dinasti Islam, sering terlibat pertikaian karena perebutan kekuasaan. Itu didasari atas kekuasaan monarki (kerajaan) yang absolut, maka dari itu kenapa Muhammad Bin Abdul Wahab (waallahualam) memberontak penguasa saat itu bersama-sama inggris untuk membuat kerajaan Arab Saudi (sampai sekarang) hingga membuat pecahnya khilafah itu sendiri? Didasari oleh keinginan yang kuat, Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab tersebut “dipergunakan” oleh penguasa untuk menggerakkan massanya memberontak dalam menggulingkan kekuasaan pada saat itu. Jadi hal yang tidak bisa dipungkiri, kekuatan Islam sebenarnya (meskipun mendapatkan kemenangan) bobrok didalamnya, karena setiap pemimpin-pemimpinnya ingin mempunyai kekuasaan yang lebih dari jabatan yang diembankannya. Ini berbeda dengan kepemimpinan masa Rasulullah dan Sahabat.

    Jika yang menjadi Raja adalah seorang Rasul, its ok! Tapi kalau yang menjadi raja adalah orang-orang yang pro dengan amerika, israel dan kafir, bagaimana?

    Agenda Arab Saudi sendiri sebenarnya ingin membentuk khilafah, dengan mengirimkan agen-agennya untuk menyebarkan faham “agama setengah”, yang nantinya jika memang dirasa sudah sangat banyak kader-kadernya, maka mereka akan dengan mudah dikomando untuk memberontak. Hal ini seperti yang terjadi saat LJ (Laskar Jihad) di Maluku. Bagaimana tidak, Show Of Force didepan Istana Negara saat akan berangkat ke Ambon. Yang jelas-jelas Kepala Negaranya (Gusdur) yang anti sekali terhadap LJ! Apakah hal ini bukan ciri-ciri gerakan perlawanan? Walaupun akhirnya Ijtihad pembuatan LJ direvisi dan LJ dibubarkan, hal ini menjadi penjelas. Bahwa orang “atas” di Hizb Salafy sangat bermain peranannya!

    Doktrinan-doktrinan yang dilakukan oleh Hizb Salafy, menjadikan kader-kader mereka taklid kepada ulama tertentu sehingga tidak menghormati ulama yang bukan dari golongannya. Apakah hal ini pernah dilakukan ulama salaf? Tidak!

    Wah jadi melebar! 😀
    Ok, syukron khatsir telah berkomentar

    Amien. Semoga Allah juga memberkahi antum selalu.

  13. assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh

    kayaknya tanggapan antum jadi malah melebar kemana2 tanggapan yg antum berikan juga sudah ana jelaskan diatas bahwa salafiyyin menolak demokrasi adapun terhadap pemimpin selama masih muslim salafiyyin tetap taat (selama tidak dalam kemaksiatan) itu yg sudah ana tekankan berkali2 diatas namun antum tetap menekankan bahwa itu adalah makar padahal sudah ana jelaskan juga bahwa golput adalah hak juga dan itupun dijamin dalam demokrasi yg dipakai oleh negara ini.

    Jawab Abu Jaisy:
    Waalaikumsalam.
    Hal yang saya sebutkan melebar itu merupakan korelasi dari setiap urutan hujjah ana. Jadi seluruh apa yang ana tulis tidak menyimpang dari tema awal. Hanya untuk memberikan pemahaman dalam pengetahuan yang ana tahu. Bukan berarti antum harus mengikuti pikiran ana!

    Antum menyatakan “adapun terhadap pemimpin selama masih muslim salafyyin tetap taat” berarti antum memang berencana untuk tidak taat kepada pemerintah Indonesia? Karena sudah jelas, pemerintah Indonesia ini melakukan cara demokrasi yang antum anggap kemaksiatan. Apalagi presiden kita sekarang juga sering mengadakan acara “kejawen” yang antum anggap bid’ah dan bisa memasuki ranah kesesatan. Jadi kalau rencana antum bukan disebut makar, lalu apa? Dari hukum mana antum menganggap golput itu dijamin oleh negara ini? Sudah jelas pemerintahan kita melarang orang untuk berbuat golput! Lihat saja iklan-iklan pemerintah kita, sangat jelas-jelas melarang orang berbuat golput. Tetapi walaupun orang berbuat golput sendiri bukan berarti harus dihukum. Kalau bicara ranah “hak”, maka seharusnya orang-orang yang golput tidak mempunyai hak “menuntut” sesuatu kepada pemerintahan.

    perlu ana luruskan juga di arab saudi yg ditangkap adalah orang yg memang jelas2 merencanakan pemberontakan dan mengkafirkan pemerintah, adapun hal ini juga dijalankan oleh para khalifah contohnya Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu yg memerangi kaum khowarij yg memberontak dan mengkafirkan.

    Jawab Abu Jaisy:
    Hal yang perlu diingat, banyak sekali ulama-ulama yang tidak sependapat dengan penguasa Arab Saudi harus merasakan “jeruji besi”! Mereka tidak makar, apalagi memusuhi pemerintahan dan merencanakan pemberontakan juga mengkafirkan pemerintah. Ini jelas sangat berbeda sekali dengan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu. Apalagi ketika ada ulama pro pemerintahan yang berseteru dengan ulama non pemerintahan. Pasti ulama non pemerintah akan segera masuk bui dengan berbagai macam tuduhan. Yah seperti jaman Orde Baru, hanya kalau Orde Baru bisa tumbang dengan demokrasi, tetapi kerajaan Arab Saudi akan sulit ditumbangkan karena sistem pemerintahan monarki absolutnya.

    adapun tuduhan antum ttg sejarah syeikh muhammad bin abdul wahab antum bisa baca sendiri dgn jelas sejarah beliau

    http://www.geocities.com/abu_amman/hakikat-dakwah.htm

    ataupun antum baca sendiri di buku “Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah”, Pustaka Al-Kautsar itu diterbitkan oleh pustaka al kautsar yg terkenal sebagai penerbit buku ikhwan.

    Jawab Abu Jaisy:
    Insya Allah saya sudah membaca buku risalah beliau (Syaikh Muhammad bin abdul wahab).
    Akhi, adanya konspirasi berdarah tersebut jelas sangat membingungkan kita semua. Disatu sisi Hizb Salafy diajarkan untuk tidak makar bagaimana pun kuatnya pertentangan dakwah mereka kepada pemerintahan, tetapi disisi lain dibolehkan makar hanya karena difitnah sehingga berani untuk mendobrak penguasa kekuasaan Utsmani pada saat itu. Ini jelas tidak sesuai dengan dakwah Imam Ahmad!
    Dan bagaimana mungkin sebuah daerah yang dinaungi kekhilafahan harus memberontak dan memperoleh kekuasaan kecuali jika tidak ada bantuan dari yang lain. Ini konspirasi akhi! Antum harus sering-sering baca buku konspirasi, sehingga antum bisa menelaah dari dua sudut pandang yang berbeda. Ana tidak bermaksud untuk menuduh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab atas sebuah kesalahan, wallahualam. Itu urusan Allah. Tetapi yang ana ambil adalah pelajaran yang berharga manakalah seorang muslim yang lainnya dapat diadu domba dengan mudah oleh kaum kafir! Kalau bukan masalah kekuasan, maka seorang muslim tidak akan mau berseteru dengan umat Islam yang lainnya. Ini karena satu dan yang lainnya merasa paling berhak dalam melakukan sesuatu. Apalagi merasa paling benar dalam bertindak! Paling benar dalam berijtihad! Dan paling benar ulamanya sendiri!

    Sejarah konspirasi Islam ini sering ditutupi oleh Hizb Salafy. Wallahu’alam ini masuk agenda Arab Saudi atau tidak. Seperti halnya Iraq yang pada saat itu diserang Amerika atas mandat dari Arab Saudi, yang dengan jelas-jelas Arab Saudi berkoalisi dengan Amerika untuk membunuh saudara-saudara di Iraq! Ini juga ditutup-tutupi oleh Hizb Salafy, nah ini kan sejarah. Kenapa harus ditutup-tutupi. Atau bahkan membuat sebuah penipuan sejarah dengan menjelek-jelekkan Ikhwanul Muslimin. Sudah sangat jelas ini telah dilakukan oleh Hizb Salafy!

    Afwan, Pustaka Al Kautsar bukan miliknya “ikhwan” akhi. Yah, mungkin itu salah satu penerbit yang “haram” untuk dibaca Hizb Salafy. Tetapi Pustaka Al Kautsar adalah penerbit buku netral yang tidak memihak satu sama lainnya. Dan salah satu penerbit yang mampu memberikan pemahaman yang baik tentang berislam. Inilah hebatnya, setaraf orang yang bukan dari Hizb Salafy saja mampu memberikan sejarah yang proporsional dalam sejarah Islam. Dan tidak menjelek-jelekkan Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab. Tapi coba, berapa karangan buku Hizb Salafy yang sudah menyimpang dari sejarah yang sebenarnya?

    adapun masalah Raja ana tidak membahas pro amerika atau lainnya tapi hukum sikap kita jika menemui pemimpin yg dzalim sesuai dgn hadist Nabi.

    Jawab Abu Jaisy:
    Afwan, pernyataan antum ini menjadi pertentangan dari apa yang antum tulis sendiri. Coba antum koreksi, pernyataan antum sendiri.

    adapun masalah LJ ada kekeliruan2 dalam ijtihad yg dilakukan LJ yg itu sendiri sudah diluruskan oleh para Ulama.

    Jawab Abu Jaisy:
    kekeliruan LJ itu membuktikan bahwa ulama antum itu juga bisa keliru bukan!? Jadi mereka tidak maksum seperti Rasulullah, sehingga fatwa mereka bukanlah fatwa yang benar-benar dapat dijadikan hanya satu pedoman! Sehingga dengan sangat jelas, haram hukumnya Hizb Salafy menghukumi ijtihad ulama yang lain! Karena menghukumi sebuah ijtihad ulama merupakan bukan sebuah tindakan yang dilakukan oleh ulama salaf.

    barokallahu fikum

    ana ajak antum untuk terus sama2 menggali ilmu dan jangan fanatik kalau ada yg salah tetap diluruskan, ana tinggal di kuningan jakarta juga dulu juga aktif di tarbiyah dan PK, salah satu guru ana Ust Rahmat Abdullah rahimahullah dan beliau sangat menekankan agar tidak fanatik terhadap suatu hal tanpa ilmu

    wassalam

    Jawab Abu Jaisy:
    Amien.
    Insya Allah. Kita bersama-sama menggali ilmu Allah ini, dan tidak fanatik terhadap golongan tertentu. Yang salah harus diingatkan, tetapi bukan berarti yang mengingatkan terlepas dari kesalahan. Salam kenal akhi, ana tinggal di Mojokerto (baru hijrah). Beberapa bulan yang lalu (saat di Sidoarjo) saya masih aktif disemua kajian. Tetapi untuk di Mojokerto ana sementara halaqah Tarbiyah dan Muhammadiyah, sambil mencari kajian-kajian yang lain. Dengan bertahun-tahun berada disemua kajian ini yang membuat ana tidak menjadi fanatik buta. Tetapi menjadi lebih luas dalam berpandangan mengenai ijtihad masing-masing ulama. Sehingga insya Allah mampu sedikit menelaah ilmu yang terdapat pada setiap ulama-ulama.
    Waalaikumsalam

  14. buat omnya dihya, salut buat antum, semoga Allah SWT tetap menjaga antum dan semua kalangan yang berpegang teguh kepada da’wah salafiyyah yang penuh barokah ini.
    buat Abu Jaisy, mohon maaf nampaknya ini terakhir kali ana mampir di blog antum, selamat belajar dan menuntut ilmu syar’i yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah diatas pemahaman salaful ummah, semoga Allah SWT menunjuki antum kejalan yang haq. adapun ana, masa-masa hizbiyyah telah ana lewati dan ana telah “mentalak tiga” kepartaian sepuluh tahun yang lalu dan ana tidak akan pernah kembali lagi ke kancah itu, apapun resikonya, bagaimanapun celaan manusia, Insya Allah ana tetap diatas da’wah salafiyyah sampai ajal menjemput.
    barokallohu fiikum
    wassalamualaikum

    Jawab Abu Jaisy:
    Sabar-sabar, ilmu yang benar akan menghasilkan ketaqwaan dan kesabaran serta kebeningan hati dalam bertindak dan berfikir. Bukan terhanyut dalam congkak dan sombong.
    Afwan akhi, ana juga tidak pernah mengundang antum diblog ini, yah mau mampir atau tidak itu urusan antum sendiri. 😀
    Yups, selamat belajar juga akhi al-bugisy. Semoga Allah juga memberkahi antum dan ikhwa yang lainnya untuk tersadar kembali kejalan yang benar. Masa-masa tandhir, ujub, riya, takabur dalam berilmu sudah ana lewati. Kini saatnya kembali kejalan yang benar tanpa merasa paling benar! Dan do’akan ana untuk tidak kembali kepada hizb yang hanya berkedok mengikuti ulama salaf, padahal tidak “mengenal” sama sekali ulama salaf. Amien. Semoga antum berada pada jalan ulama salaf yang benar-benar mengikuti ulama salaf. Do’akan ana juga yah 😀
    Insya Allah ana tidak akan mencela kok, yah sebaliknya antum tidak perlu mencela begitu dong 😀

  15. assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh

    ahsan antum baca dulu buku tersebut ttg bagaimana hakikat dakwah syeikh muhammad bin abdul wahab terhadap pemerintahan khilafah ustmaniyah sehingga tanggapan antum dan kesimpulan antum jadi malah tidak kesimpulan yg dipaksakan utk menutupi ketidaktauan antum dlm masalah tersebut, kemudian mengenai tanggapan antum yg melebar kemana2 yg kalaupun ana jelaskan satu persatu disini terlalu panjang, sampai ke tuduhan bahwa arab saudi menjadi dalang di iraq ana sarankan antum tanyakan hal itu pada ustadz2 antum yg berkompeten dan kenal sekali dgn bagaimana sikap arab saudi di iraq dan siapa dalang di balik penyerangan ke iraq. jangan antum terburu2 menghukumi saudara antum sesama muslim dgn berita2 dari orang kafir dan teori2 konspirasi dari org kafir.

    Jawab Abu Jaisy:
    Waalaikumsalam.
    Afwan, ana-kan sudah memberitahu antum kalau ana sudah baca buku2 “Risalah” beliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab). Apa antum tidak membaca dengan detail apa yang ana sampaikan? Jika seperti ini dialog kita tidak ilmiah! Antum jika punya dasar, tafadhol menyanggah hujjah ana dengan argumen buku yang antum baca. Sehingga disini ada dua sudut pandang, bukan menuduh ana memberikan kesimpulan yang dipaksakan karena menutupi ketidaktahuan ana. Karena dengan begini ana jelas akan tahu kalau sebenarnya malah antum yang kurang bahan bacaannya. Afwan akhi, ana sudah jelaskan tanggapan ana yang melebar jelas ada runtutan apa yang kita dialogkan. Kalaupun antum merasa tahu, tafadhol diperjelaskan. Panjang atau tidaknya sebuah ilmu itu tidak menjadi masalah jika kita memang niat kita untuk menegakkan kebenaran. Kalaupun terlalu panjang, ana rasa mungkin antum tidak mampu menjelaskan sesuai dengan proporsi sebuah dialog sehingga antum bingung. Hal ini sering terjadi kepada orang yang kekurangan bahan bacaan, sehingga dia tidak mampu menjelaskan sebuah persoalan kecuali dengan hanya satu buku yang dia baca saja.

    Ana tidak menuduh Arab Saudi menjadi dalang penyerangan Amerika di Iraq. Afwan akhi, ini sangat jelas antum sangat kurang sekali pemahaman antum masalah sejarah. Wah jika seperti ini antum bisa “ditertawakan”. Penyerangan Amerika di Iraq saat dulu adalah merupakan mandat dari Arab Saudi itu sebuah fakta sejarah. Jika antum pengen tahu, masalah ini insya Allah ana bisa membuat forum diskusi sendiri masalah ini. Afwan akhi, antum jangan sampai menghukumi saudara muslim yang lain dengan menuduh menghukumi saudara muslim yang lain jika antum belum memahami sebuah permasalahan yang antum sendiri tidak tahu sama sekali. Teori konspirasi ini harus dipelajari, karena memang orang kafirlah yang membuat banyak makar dan menghasut muslim yang lain untuk saling berpecah-belah. Nah inilah yang harus kita pelajari dan kita antisipasi. Karena sejarah telah membuktikan ketika Abdullah bin Saba’ menghasut muslim untuk berpecah belah, hingga konspirasi untuk membuat muslim terkotak-kotak yang saat ini terjadi. Dan ini tidak terlepas peran dari sebuah negara yang terlegitimasi untuk selalu menguasai sebuah negara.

    kemudian tuduhan dan pernyataan antum ttg penerbit haram? setau ana gak ada yg mengharamkan membaca buku pustaka al kautsar?tuduhan lainnya menyimpangkan sejarah?

    Jawab Abu Jaisy:
    Afwan akhi, ana menyebutkan haram itu dengan tanda “” (haram). Hehehe, ana jadi bingung antum memahami nggak yah esensi perkataan ana, atau hanya membaca teks yang ana tulis saja? Masalah menyimpangkan sejarah, ini ada buktinya loh. Ana rasa antum terlalu menutup-nutupi buku-buku yang antum baca! Sehingga jelas tidak dapat melihat dengan jelas, mana yang kebenaran dan kesimpangan!

    adapun masalah ulama bisa salah dan keliru ana setuju dgn antum maka perlu diingatkan tentunya dgn ulama yg lainnya. yg tentunya dgn hujjah dan dalil yg pemahamannya shahih ada ukurannya sesuai dgn pemahaman nabi dan para sahabatnya. maka dilarang kita fanatik tanpa ilmu. siapapun orangnya syeikh albani bisa salah syeikh bin baz bisa salah imam ahmad bisa salah imam syafi’i pun bisa salah…termasuk hasan al bana dan sayyid qutb. apa yg disampaikan mereka semuanya diukur dgn ilmu dalil yg shahih.

    Jawab Abu Jaisy:
    Yups, sudah ana katakan bukan. Ulama juga manusia yang tidak maksum dalam sebuah kesalahan. Ketika ulama berbeda ijtihad, maka kita wajib untuk menghormati perbedaan ijtihad tersebut.

    alqur’an ditafsirkan dgn al qur’an kemudian dgn hadist nabi yg shahih, kemudian dgn fatwa para sahabat nabi, sikap sahabat nabi baru kemudian dgn bahasa arab begitu juga dgn hadist nabi. sehingga ada metodologi yg jelas….karena percuma antum membahas panjang lebar kesana kemari tanpa metodologi dan ukuran yg jelas.

    Jawab Abu Jaisy:
    Afwan, apakah antum menganggap ukuran antum lebih jelas ketimbang hadits dan metodologi yang ana sebutkan diatas serta jawaban-jawaban ana kepada antum? Padahal antum sama sekali tidak membawa Al Quran dan Hadits saat berdialog. Kecuali dalil yang malah memberatkan antum sendiri! Kok jadi rancuh yah? Padahal ana tidak melihat kejelasan jawaban antum kecuali mencoba untuk selalu lari dari statement yang antum buat sendiri.

    antum gak akan faham karena semuanya membawa dalil dari al qur’an juga ataupun dari hadist juga….ketika antum sudah punya metodologi yg jelas antum baru bisa faham, ooh yg ini yg didahulukan yg ini ditinggalkan…jgn sampai belum apa2 lgs percaya…oohh begini padahal beritanya dari org kafir dan menghukumi sesama muslim dgn berita dari orang kafir,atau lgs terima dalil padahal pemahamannya pemahaman org yg membawakan dalil tersbut saja bukan pemahamannya nabi dan para sahabat, diliat dulu gimana pendapat sahabat ttg ayat atau dalil tersebut.

    Jawab Abu Jaisy:
    Apakah antum sudah merasa faham dengan menuduh ana nggak faham? 🙂
    Akhi, antum tidak bisa menjawab pertanyaan dari statemen antum sendiri kok ana disuruh membuat metodologi yang jelas. Sudah sangat jelas, ketika antum punya metodologi yang jelas, antum tidak akan pernah kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan orang lain. Lalu apakah ana dari artikel dan dialog kita pernah membawa dalil bukan dari nabi atau sahabat? Tolong dibuktikan! Antum sendiri yang berstatement diatas ada banyak pertanyaan yang harus antum jawab. Ketika antum menginginkan ana menjawab, ana jawab dengan proporsi keilmuan ana. Ketika antum membuat statement antum sendiri maka ana mempunyai hak untuk bertanya dan antum berkewajiban menjawab, jika antum mempunyai ilmu yang benar. Jika antum tidak bisa menjawab, berarti ilmu antum tidak benar (simple juga pernyataan saya yah akh 😀 )

    setelah itu baru kita bisa saling nasehat menasehati bukan saling tuduh menuduh, dan sabar dan jujur ketika dinasehati kalau memang ada kesalahan diakui dan diperbaiki, jgn malah ada kesalahan dibiarkan saja terus menerus dgn alasan toleransi dll apalagi kesalahannya masalah aqidah.

    Jawab Abu Jaisy:
    Afwan akhi, hakekat nasehat itu kepada orang yang sedang berbuat salah. Bukan pada orang yang masih berada pada kebenaran. Antum siapkah ketika kebenaran itu benar-benar menyatakan benar? Jika antum merasa tidak bisa menjawab statetment pernyataan antum sendiri yah tidak perlu dipaksakan akhi untuk menjawab, malah nanti terlihat ketidak-berilmunya antum dalam menjawab. Dan dari sini saja saya insya Allah sedikit mengetahui kalau antum sebenarnya masih banyak harus menimba ilmu! Dan sebuah kebenaran itu pasti susah dijawab oleh ketidakbenaran.

    Dari statement diatas, antum sudah jelas-jelas akan makar gitu kan? Jadi hal ini sangat jelas sekali, siapa tukang makar dan siapa yang bukan. Karena selama ini Ikhwanul Muslimin yang tidak pernah makar saja harus dituduh makar! Padahal jikalau IM mau makar terhadap pemerintahan, maka dengan sangat mudah IM akan menggulingkan pemerintahan Mesir. Tetapi dalam sejarah yang benar tidak pernah ada rencana tersebut, kecuali dari buku-buku yang suka menghasut dan penyebar dusta dikalangan muslim yang menyatakan IM pernah makar.

    barokallahu fik

    Jawab Abu Jaisy:
    Amien.

  16. iya intinya antum ingin memaksakan menuduh salafy MAKAR kepada pemerintah, cuman ketika ana memberikan jawaban malah antum muter dan melebar kesana kemari.

    ini pertanyaan antum ana jawab: “adapun terhadap pemimpin selama masih muslim salafyyin tetap taat” berarti antum memang berencana untuk tidak taat kepada pemerintah Indonesia? jawab : kalau menjadi maslahat kepada ummat dan tidak menimbulkan mudhorot yg besar jika pemerintahnya orang kafir tentu harus kita ganti dgn pemerintah yg muslim.

    Jawab Abu Jaisy:
    Afwan, antum kok membingungkan sih sekarang? Kan antum bilang “adapun terhadap pemimpin selama masih muslim salafiyyin tetap taat (selama tidak dalam kemaksiatan)” Sedangkan demokrasi sendiri antum anggap sebuah kemaksiatan! Bagaimana antum bisa taat kepada pemimpin Indonesia yang masih melakukan kemaksiatan ini? Apalagi SBY juga orang kejawen, yang beberapa kali mengikuti aturan kejawen yang antum anggap bid’ah yang jelas sesat. Nah bagaimana antum bisa mengatakan akan taat kepada pemimpin seperti itu? Antum plin-plan neh! 🙂 Dan sangat jelas sekali syeikh2 antum menyatakan “Lebih baik duduk dengan orang kafir daripada dengan ahlul bid’ah!” Disatu sisi antum melarang orang makar kepada pemerintahan, malah antum sendiri yang makar terhadap pemerintahan.

    Dari hukum mana antum menganggap golput itu dijamin oleh negara ini? Sudah jelas pemerintahan kita melarang orang untuk berbuat golput! Lihat saja iklan-iklan pemerintah kita, sangat jelas-jelas melarang orang berbuat golput. Tetapi walaupun orang berbuat golput sendiri bukan berarti harus dihukum. Kalau bicara ranah “hak”, maka seharusnya orang-orang yang golput tidak mempunyai hak “menuntut” sesuatu kepada pemerintahan.

    jawab:Laa thooata limakhluqin fi ma’shitil kholiq (tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam bermaksiat kepada Kholiq), apa kalau pemerintah suruh antum misal antum sebagai polisi tangkap ustadz ini itu dgn alasan tidak jelas antum akan nurut saja dgn konsekuensi yg antum katakan diatas kalau gak nurut berarti makar? atau pemerintah suruh antum minum khamr antum akan nurut saja tanpa ada perkataan antum yg menolak hal tersebut. itukah metode antum?

    Jawab Abu Jaisy:
    Nahkan antum tidak ilmiah. Antum jelas mengatakan ada jaminan hukumnya! Ini kalimat antum “bahwa golput adalah hak juga dan itupun dijamin dalam demokrasi yg dipakai oleh negara ini.” nah sekarang saya tanyakan jaminan hukum negara tentang golput, UU atau Perpu apa yang menyatakan hal tersebut. Tapi antum malah membawa hukum yang tidak dipakai negara ini! Sangat jelas bukan, antum tidak ilmiah sekali! Dan Sangat perlu banyak belajar banyak.

    Hehehe, kalau saya polisi lalu suruh nangkap ustadz antum karena makar yah saya tangkap! 😀 Saya kan sudah beritahu, kalau di Saudi seperti yang antum bilang. Tapi mereka (polisi) ternyata enjoy2 aja gitu kan! Sudah seperti yang saya bilang lagi jawaban kemaren, kalau jaman orde baru seperti itu. Lah ustad2 antum saat itu nggak pernah merasakan jaman orde baru sih. Mungkin terlalu sibuk belajar sehingga lupa sama Indonesia. Ustad2 kami sudah pernah merasakan ditangkap polisi karena alasan yang tidak jelas. Tetapi sampai saat ini kami tidak pernah makar!
    Konteksnya beda akhi. Antum harus memahami itu! Bukan tekstual saja! Beda antara Demokrasi dan khamr, jika seperti itu dilain sisi ulama antum menyatakan boleh mengikuti demokrasi kok! Jika dibaca tekstual, “Apakah antum menganggap ulama2 antum membolehkan orang2 Islam meminum khamr (demokrasi)?” Apakah antum akan membuat fatwa sendiri untuk menandingi fatwa ulama2 antum sendiri jika tidak sesuai dengan antum?

    sudah ana jelaskan diatas hadistnya.

    “Akan ada Umara’ yang kalian kenal tetapi kalian ingkari. Barangsiapa yang mengetahuinya, ia telah berlepas diri darinya. Siapa yang mengingkarinya, ia telah selamat.”
    Para shahabat bertanya: Tidakkah kita perangi mereka?!
    Rasul menjawab: “Tidak, selama mereka masih shalat.”
    (HR Muslim 4906-4909)

    Jawab Abu Jaisy:
    Nahkan, antum kontrakdiktif dengan jawaban antum sendiri. Hehehe
    Dilain sisi antum menyatakan “Selama pemerintahan tidak bermaksiat” maka antum akan mengikuti aturan pemerintah. Sedangkan antum sendiri menyatakan demokrasi yang dijalani oleh negara ini adalah sebuah kemaksiatan. Dan antum tidak mengikutinya, bahkan cenderung “makar” dengan memprofokasi orang agar golput. Secara tidak sadar antum sudah memerangi pemerintahan yang sah dimata dunia! Dilain sisi antum menyatakan bahwa tidak memerangi pemerintahan. Nahkan sangat kontrakdiktif sekali! Atau memang diajarkan plin-plan kepada pemerintahan?

    adapun kami tdk mempunyai hak utk menuntut kepada pemerintah itu konsekuensi kami.tapi kami tetap bisa menasehati dan mendoakan mereka(pemerintah).

    Jawab Abu Jaisy:
    benar, kalian tidak punya hak untuk menuntut, tetapi kalian mempunya kewajiban terhadap pemerintahan. Ingat nasehat kepada pemerintahan itu langsung disampaikan kepada pemerintahnya, bukan pada kajian2 kecil yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah. Itu juga namanya memupuk doktrin untuk makar terhadap pemerintahan

    barokallahu fik

    Jawab Abu Jaisy:
    Amien

  17. Assalamualaikum wr.wb.

    4 bulan yang lalu saya pasti akan berpendapat sama dengan artikel di atas tetapi setelah iseng2 mampir ke Gramedia dan beli buku berjudul Jejak Amal-Amal Kemurtadan ( Amalan-amalan yang Menyebabkan Pelakunya Murtad) yang judul aslinya A’malun Tukhriju Shohibuha Minal Millah karya ‘Abdul Mun’im Musthofa Halimah yang di terbitkan oleh wa islama, saya tidak sependapat lagi dgn pemikiran saya sebelumnya.
    Saya memohon kepada Allah supaya saya di beri kekuatan lahir dan batin untuk tetap Istiqomah sampai tibanya ajal menjemput.

    Jawab Abu Jaisy:
    🙂
    Berbeda pendapat itu hal yang biasa. Bahkan itu merupakan sunnatullah. Saya tidak mengklaim pendapat saya yang paling benar, tetapi menimbang hujjah yang saya sampaikan dengan para kader Hizby Salafy dan para penentang Demokrasi pada dasarnya tidak segarang apa yang mereka lakukan pada perbuatan sehari-harinya. Padahal kita hidup didunia sekarang ini tidak akan terlepas dari Demokrasi itu sendiri, karena globalisasi yang berkembang. Maka tidak ada negara yang mengikuti aturan Islam secara penuh, atau bahasa lainnya mengikuti demokrasi dengan samar-samar. Tetapi ingat, ini hanya argumentasi bukan kebenaran mutlak. Masalah ini adalah masalah ikhtilaf yang semuanya bisa benar dan bisa salah. Maka selayaknya kita tidak menganggap diri kita paling benar sendiri dari yang lain. Jika itu yang terjadi, maka kita mengikuti langkah-langkah khawarij yang tersesat! Amien. Semoga kita semua istiqomah dalam Islam.

Tinggalkan Balasan ke urwah Batalkan balasan