Pemilu yang diadakan di Indonesia ini akan segera dilaksanakan, umat Islam wajib hukumnya untuk segera memilih wakil dan pemimpinnya yang akan duduk di parlemen dalam mewakili umat Islam untuk berbicara dan memperjuangkan permasalahan umat Islam. Hal ini sangat jelas, bahwa pemilu adalah tonggak “peperangan” antara umat Islam dengan para munafik dan kafir.
Mungkin sangat banyak pendukung hizb Salafi menyatakan bahwa keharamannya untuk mengikuti pemilu karena hasil dari produk demokrasi yang berasal dari system kufur. Hal yang sangat perlu dipahami adalah, hizb Salafi juga sangat jelas melarang orang untuk makar terhadap pemerintahan atau terhadap penguasa.
Penguasa dan pemerintahan Indonesia sekarang sedang menghadapi hajat besar, yaitu pemilu. Penguasa dan Pemerintah Indonesia sudah “berfatwah” untuk mengikuti pemilu. Mungkin kita bisa melihat dalil-dalil yang sering dijadikan rujukan para hizb Salafi:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. Nisa: 59)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah menyatakan:
‘Ulil Amri mencakupi dua golongan, yaitu ulama dan penguasa. (Majmu’ Fatwa, 18/158) (Lihat pula Tafsir at-Thobari, 5/93, Ibnu Katsir, 1/530, Fathul Bari, 8/254, Risalah at-Tabukiah, hal. 47)
Wajib bagi seorang muslim untuk mendengar dan taat (kepada penguasa) dalam perkara yang ia senangi dan ia benci kecuali apabila diperintah berbuat kemaksiatan. Apabila penguasa memerintah berbuat kemaksiatan maka tidak perlu didengar dan ditaati (kemaksiatan itu). (Hadis Riwayat Bukhari 13/121, Muslim 3/1469)
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani Rahimahullah menyatakan: Hadis ini menunjukkan wajibnya taat kepada penguasa, hal itu berlaku dalam perkara yang bukan maksiat. Hikmahnya taat kepada penguasa adalah agar menjaga persatuan kalimat, karena yang namanya perpecahan adalah kehancuran.� (Fathul Bari, 13/112)
Imam Ibnu Abi Ashim dalam kitabnya as-Sunnah (2/727) dari Muawiyah bin Abi Sufyan dia berkata: Ketika Abu Dzar keluar menuju Robadzah dia bertemu dengan sekelompok penduduk dari Iraq. Mereka berkata: Wahai Abu Dzar kami sudah tahu apa yang dilakukan penguasa ke atas-mu, duduklah dan pasangkanlah bendera pemberontakan, maka orang-orang akan berhimpun bersamamu. Abu Dzar berkata: Tenang.. tenang wahai saudara se-islam, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda: Akan ada sepeninggalanku para penguasa. Hormatilah mereka, barangsiapa yang mencari-cari keburukannya, sungguh dia telah meruntuhkan dinding Islam. Tidak akan diterima taubatnya sehingga dia mengembalikan dinding yang dirusakkannya itu sebagaimana awalnya.
Semoga Allah merahmati Sahl bin Abdullah at-Tustari yang telah berkata: Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menghormati penguasa dan para ulama. Apabila mereka mengagungkan dua golongan ini, Allah akan memperbaiki dunia dan akhirat mereka. Apabila mereka merendahkannya, berarti mereka telah menghancurkan dunia dan akhirat mereka sendiri. (Tafsir al-Qurthubi, 5/260)
Jangan kalian mencela penguasa kalian, jangan kalian menipu dan membencinya. Bertakwa dan bersabarlah kepada Allah, sesungguhnya perkaranya dekat. (Hadis Riwayat Baihaqi dalam Syu’abul Iman 6/69, Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah 2/488, Tahqiq DR.Basim Jawabirah dan beliau menghasankannya)
Ziyad bin Kusaib al-Adawi berkata: Aku pernah bersama Abu Bakrah duduk di bawah mimbar Ibnu Amir yang sedang berkhutbah dan memakai pakaian tipis. Abu Bilal berkata: Lihatlah pemimpin kita, dia memakai pakaian orang fasik! Abu Bakrah berkata: Diamlah! Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang menghina penguasa Allah di muka bumi, Allah akan menghinakannya. (as-Sahihah, 5/376)
Ibnu Nuhas Rahimahullah berkata: Mencegah kesalahan penguasa tidak boleh dengan kekuatan tangan, tidak boleh mengangkat senjata, atau mengumpulkan orang untuk memberontak, kerana akan membangkitkan fitnah, menimbulkan keburukan dan menjatuhkan kewibawaan penguasa, bahkan berupaya mendorong rakyat untuk memberontak, menghancurkan negeri dan yang seumpamanya dan kejelekan yang tidak samar lagi. (hal. 46)
Imam Ahmad berkata:
“Penguasa tidak boleh ditentang, karena pedangnya terhunus.” (al-Adab asy-Syar�iah, 1/197)
Barangsiapa yang melihat sesuatu yang ia benci dari penguasanya maka hendaklah ia bersabar. Barangsiapa yang meninggalkan jama’ah walau sejengkal maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah. (Hadis Riwayat Bukhari, 7143 & Muslim, 1849)
Rasulullah bersabda (yang artinya): Sesungguhnya akan ada setelahku para pemimpin yang mementingkan diri mereka sendiri, perkara-perkara yang kalian ingkari. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah apa yang engkau perintahkan kepada kami? Beliau menjawab: Hendaklah kalian menunaikan kewajiban kalian dan mintalah hakmu kepada Allah. (Hadis Riwayat Bukhari 13/5, Muslim 3/1472)
Sudah sengat jelas dalil-dalil yang dikemukakan oleh hizb Salafi masalah penguasa dan pemerintah. Dan, setiap pemerintah atau penguasa yang dia masih menjalankan sholat, puasa, dll. Atau selama dia masih muslim maka pemerintah dan penguasa tersebut harus dipatuhi. Sekarang pemerintah dan penguasa Indonesia mempunyai hajat besar di pemilu ini, pemerintah dan penguasa jelas melarang golput bagi setiap warganya. Nah apakah para hizb Salafi akan mengikuti pemerintah atau makar terhadap perintah yang dikeluarkan pemerintah dan penguasa Indonesia? Padahal ketika mereka golput, maka mereka makar dan mengingkari dalil-dalil yang mereka utarakan. Padahal makar dan memberontak terhadap penguasa dan pemerintah merupakan perbuatan yang sangat fatal!
Rosulullah s.a.w. bersabda (yang artinya) ; Sebaik-baiknya penguasa adalah yang kalian mencintainya dan mereka mencintai kalian. Kalian mendo’akannya dan mereka mendo’akan kalian. Seburuk-buruknya penguasa adalah yang kalian membencinya dan merekapun membenci kalian, kalian mencacinya dan mereka mencaci kalian. Rosulullah ditanya: Wahai Rosulullah tidakkah kita memberontak dengan pedang? beliau menjawab: Jangan, selama mereka masih menegakkan solat. Apabila kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari penguasa kalian, maka bencilah perbuatannya dan janganlah kalian mencabut ketaatan dari mereka. (Hadis Riwayat Muslim, 3/1481)
Imam al-Barbahari berkata:
Tidak halal memerangi penguasa dan memberontak sekalipun mereka itu zalim. Tidak ada di dalam sunnah yang namanya memberontak kepada penguasa, karena hal itu akan membawa kerusakan agama dan dunia. (Syarhus Sunnah, hal. 78) (Imam Nawawi berkata: Adapun memberontak dan memerangi penguasa adalah haram berdasarkan kesepakan kaum muslimin sekalipun mereka zalim dan fasiq. (Syarah Sahih Muslim, 12/229)
Dan ketika demokrasi yang dipilih oleh penguasa dan pemerintah Indonesia sebagai acuan , dan mereka mencela demokrasi tersebut apakah mereka tidak tahu bahwa mereka telah melanggar dalil yang mereka utarakan sendiri?
“Mulailah dengan mencela para penguasa kalian dan tampakkanlah bahawa hal itu sebagai amar ma’ruf nahi munkar, maka hati manusia akan condong kepada kalian, kemudian barulah ajak mereka untuk memberontak!. (Tarikh Rusul, 4/340 oleh Ibnu Jarir at-Thabari)”
Jika hizb Salafi tidak ingin memberontak atau makar terhadap pemerintah dan penguasa, maka sudah seharusnya mereka mengikuti apa yang sudah diatur oleh penguasa dan pemerintah Indonesia dengan tidak golput. Jika mereka memilih golput dan bahkan mencela system demokrasi yang dipilih oleh pemerintah Indonesia. Maka hizb Salafi telah melakukan pemberontakan atau makar terhadap pemerintahan. Dan hizb Salafi tidak boleh menghina partai-partai yang ada di Indonesia, karena ketika mereka mencela perbuatan partai-partai Islam maupun non Islam maka mereka juga telah melakukan perbuatan makar, karena partai adalah bagian dari pemerintahan dan penguasa itu sendiri.
Filed under: Artikel Islam | Tagged: dalil, demokrasi, hizb, makar, pemilu, Salafi |
Ana menasehatkan kepada seluruh kaum muslimin, khususnya kepada mereka yang menempuh jalan hizbiyah, untuk tidak buru-buru membuat pernyataan, penolakan atau bantahan kepada salafiy dan salafiyyin. ana dahulu adalah penentang paling keras bahkan kasar terhadap salafi, ketika ana masih sibuk dan tergila-gila dengan organisasi. ana 6 tahun ikut Jamaah Tabligh, sempat ikut Dzur di Makassar lalu khuruj ke Takalar, Gowa,Bantaeng. kemudian ana melanjutkan dakwah Jamaah Tabligh di Sorong Papua. namun kecintaan saya kepada kebenaran, tidak menyebabkan ana fanatik terhadap dakwah tabligh ini. lalu ana ikut mengaji di Pimpinan Daerah Muhammadiyah sorong, yang pada akhirnya ana menjadi pengurus pada organisasi tersebut sebagai anggota Majelis Tarjih. Ketika suatu saat ana bertemu dengan aktifis pergerakan Islam, ana pun ikut ngaji dan ikut dalam pergerakan Islam tersebut yang akhirnya menyebabkan ana didaulat sebagai Sekertaris Daerah Partai keadilan Sorong. Namun sekali lagi kecintaan ana kepada kebenaran tidak menyebabkan ana fanatik dan menutup diri dari segala argumen yang bersumber dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah. sehingga tibalah suatu saat ketika hidayah Allah SWT mendatangi ana melalui suatu perdebatan panjang nan alot dengan kawan-kawan yang ngaji salafi. perdebatan demi perdebatan sering terjadi bahkan kadang berlangsung panas. namun ana tidak bisa menyembunyikan ketertarikan ana atas semua argumen yang disampaikan kawan saya yang senantiasa mengutip ayat-ayat Al-Qur’an Hadits dan ucapan para ulama. akhirnya ana memberanikan diri untuk ngaji kepada ustadz salafi alumni Yaman, bertanya dan berdebat dengan ustadz tersebut. dan alhamdulillah sejak saat itu sampai sekarang ana lebih mantap dan lebih tenteram dengan manhaj yang haq ini dan Insya Alah ana tetap berpegang teguh diatas manhaj yang haq ini sampai ajal menjemput. jadi intinya, daripada sibuk membantah dan menolah salafi, lebih baik antum ketemu langsung ustadznya, ngaji,bertanya, menggali lebih dalam tentang salafi. jika antum tetap tidak suka, toh tidakada paksaan untuk ikut. jangan hanya melihat dari jauh, menerima pendapat, komentar dari orang lain, yang belum tentu obyektif. JAZAAKUMULLOHU KHOIRON KATSIIRON.
BERANIKAN DIRI UNTUK MEMBUKA HATI SELUAS-LUASNYA, DALAM RANGKA MENERIMA KEBENARAN YANG BERSUMBER DARI AL-QUR’AN MAUPUN AS-SUNNAH. JANGAN TAKUT DENGAN CELAAN ORANG, KARENA KITA BUKAN BERIBADAH KEPADA MANUSIA. BARANG SIAPA YANG YANG BERPEGANG TEGUH KEPADA KEBENARAN PASTILAH MEREKA AKAN BERHADAPAN DENGAN ORANG YANG MENENTANG, MENYELISIHI BAHKAN MUNGKIN MENYAKITI MEREKA. COBA ANTUM SEMUA RENUNGKAN, BUKANKAH NABI MUHAMMAD ITU MANUSIA TERBAIK? PALING MULIA AKHLAKNYA? PALING TINGGI TAQWANYA KEPADA ALLAH SWT? TAPI COBA PERHATIKAN BETAPA BANYAK MANUSIA MENENTANG,
ketahuialh saudaraku, akan lebih bijaksana bila kita meneliti lebih mendalam sebelum menetapkan, membantah ataupun menyangkal sesuatu. yang ana fahami, salafiy bukan hizbiy, bahkan sangat bersemangat mempersatukan ummat diatas manhaj yang haq, berdasarkan Al-qur’an maupun As-Sunnah. persatuan yang haqiqi sebagaimana keadaan para sahabat sebelum timbulnya firqoh-firqoh dan bid’ah yang menyebabkan ummat ini berpecah belah. 9 tahun ana mengikuti kajian salafiy, tidak ada yang ana dapatkan kecuali ilmu, hujjah dan bashiiroh yang tidak terbantahkan berdasarkan Al-qur’an maupun As-Sunnah. salafiyyun sangat anti perpecahan, maka kalau ada yang menganggap bahwa salafi itu adalah hizbiy, sebaiknya datang ke ulama atau ustadznya untuk menapatkan keterangan yang jelas dan benar, bukan berdasarkan asumsi-asumsi belaka.
saudaraku…
ikhwan kita yang ngaji salafi itu adalah manusia biasa, bisa benar dan bisa salah. tetapi Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shohihah tidak akan pernah salah. silahkan chek kepada mereka, dengan apa mereka berhujjah, berdalil atau berpendapat. jika mereka berhujjah / berdalil dengan al-Qur’an dan As-Sunnah diatas pemahaman salaful ummah, lalu ada yang menolak, membantah dan menuduh hizbiy, maka sesungguhnya yang ditolak itu bukan salafinya tapi Al-Qur’an maupun Sunnahnya.
tok..tok..
assalamu’alaykum…
hmmm…artikel yang menarik…
saya sendiri [masih] memilih untuk tidak memilih dalam pemilu. dan tentunya saya juga menghormati pilihan saudara2 kita yg lain.
semoga sistem pemerintahan yang islami segera tercapai….
sedikit pandangan saya mengenai pemilu, bisa dibaca disini http://celotehbayu200687.wordpress.com/2009/03/11/pemilu/
[maaf bro, blm melanjutkan diskusi kemarin ttg iklan itu. masih belum terlalu paham apa yg bro tulis ]
Hehehehe…. 😆 Standar ganda boleh dunk akh? 😳 Kan yang paling sholeh dan selamat sendiri. Wong disini cuma numpang kok. Kan pemerintah yang kita taati di sono di Saudi….
PLAK!! 👿
Eh!!! Maaf-maaf! Becanda…. 😳 Astaghfirullah….. 😳 😥
Horeee, akhirnya HIZB salafi bisa makar, horeee.
SSST tapi kalau PKS jadi partai oposisi makar ga ya?
Pokoknya kalo jadi oposisi, ana yang seneng akh. Soalnya bisa istirahat hehehe…
Aku sih orang yang netral yang ingin bertanya bukankah ketaatan itu hanya dalam hal ma’ruf? Sedangkan pemilu tukang becak aja tahu itu ajang tipu daya.Jangan kau permainkan dalil ya akhi sungguh berat resikonya.Yang sudah jelas2 makar ya hasan al banna,sayyid qutthub, dan para komplotan IM lainnya.Termasuk Omar Al Bashir (Hitlernya IM) yang jadi jagal di Sudan.Saya heran partai berlebel Islam seperti PKS katanya peduli kemanusiaan tetapi ketika saudara tua di Sudan melakukan pembantain kok diam saja,beda ketika hamas dgn fatah saling bunuh mereka ribut.Sekali lagi jangan permainkan dalil para pendahulumu sudah binasa di mesir,aljazair karena itu.
Ada pertannyaan sederhana yang mesti kita renungkan.Kenapa ending dari perjuangan IM justru mereka binasa dansemakin carut marut keadaan kaum muslimin?Jawabnya sederhana Karena IM diatas kesesatan yang membuat Allah tidak Ridho.Camkan itu!
Karena Allah tidak Ridho maka yang ridho tentunya setan maka jadilah partai keridho’an setan.Sekali lagi jangan menjual agama untuk kepentingan politik kalian akan binasa seperti pendahulumu.
lah..jelas sekarng kann….
Gmn nih antum pdhl udh tau demokrasi itu buatanya org kafir tp bngga dngn demokrasi,coba liat bnyknya caleg yg pke uang bwt mnambah pndptn suara akhirny bnyk yg stress krn gagal jd anggota legislatif itulah bukti kufurnya demokras,sistem kufur ko dibela…Aneh…
ass. ana menjadi sekretaris daerah PK periode pertama ketuanya adalah ustadz Amiruddin Syam, Nama ana Rustan Pajjampa Al-Bugisy, saat ini berdomisili di Sidoarjo, kenal baik dengan banyak aktifis PKS, saat ini ana sering ngaji di masjid Abu Tauhid Sidoarjo.
Nama ana Abu Hafidzah Rustam Pajjampa Al-Bugisy, menjadi sekretaris Daerah PK periode pertama dengan ketua Ustadz Amiruddin Syam. ana keluar dari partai bukan karena tidak suka beliau atau karena kecewa atau karena alasan yang semisal itu, tetapi ana keluar dari partai semata-mata karena kecintaan ana kepada Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunnah dengan hujjah yang datang dari ahlul ‘ilm. kalau mau mengikuti perasaan, pemikiran dan pendapat ana, tentunya ana lebih condong kepada harokah Islamiyah, tetapi ana tyidak punya hujjah tyentang itu kecuali pendapat, pemikiran dan perasaan belaka. sementara ikhwah salafi membawakan kepada ana hujjah yang tidak terbantahkan karena bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
mengapa salafiyyun tidak mau mengikuti pemilu??? sebaiknya antum tanya alasan mereka ke ulama mereka, bertabayyun kepada tokoh mereka, insya Allah mereka akan memberi penjelasan yang ilmiyah.
assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh
jelas demokrasi bukan cara Islam sehingga tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam bermaksiat kepada Kholiq
Dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhu berkata,berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam: Wajib bagi seorang Muslim untuk taat dalam hal-hal yang dia sukai
ataupun yang ia benci kecuali kalau diperintah untuk berbuat maksiat makatidak boleh mendengar dan taat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Adapun kenapa tetap taat kepada penguasa, karena memang diperintahkan utk hal itu selama penguasanya masih muslim dan sholat.
“Akan ada Umara’ yang kalian kenal tetapi kalian ingkari. Barangsiapa yang mengetahuinya, ia telah berlepas diri darinya. Siapa yang mengingkarinya, ia telah selamat. Akan tetapi yang ridha dan mengikuti.”
Para shahabat bertanya: Tidakkah kita perangi mereka?!
Rasul menjawab: “Tidak, selama mereka masih shalat.”
(HR Muslim 4906-4909)
Kenapa sih musti taat khan mereka (pemimpin) hasil dari produk demokrasi jawabnya adalah :
Dari Hudzaifah Ibnul Yaman radliyallahu ‘anhu berkata,bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam: Akan datang sesudahku para pemimpin, mereka tidak mengambil petunjukku dan juga tidak melaksanakan sunnahku. Dan kelak akan ada para pemimpin yang hatinya seperti hati syaithan dalam jasad manusia.Maka aku berkata:Ya Rasulullah, apa yang aku perbuat jika aku mendapati hal ini? Berkata beliau: Hendaklah engkau mendengar dan taat pada amirmu walaupun diamemukul punggungmu dan merampas hartamu. (HR. Muslim dalam
Shahih-nya)
Siapa yang tak kenal Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi ? (yang naik menjadi pemimpin juga bukan dengan cara Islam) Kebengisannya, kekejamannya dalam memerintah kaum Muslimin, ratusan jiwa kaum Muslimin melayang di tangannya, tak terkecuali para imam-imam terkemuka. Akan tetapi, adakah di kalangan para ?sahabat nabi yang mengkafirkannya ? Adakah para ?sahabat nabi yang mendemonya atau memprovokasi massa untuk mendemonya ?Adakah di antara para ?ulama yang menyatakan boleh memberontak kepadanya ? Kenapa demikian karena para sahabat mengikuti sunnah Nabi dan Manhaj Nabi dalam menghadapai pemimpin yg dzalim namun masih muslim.
Dari Anas berkata : Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam bersabda :Sepeninggalku nanti kalian akan menemui atsarah (pemerintah yang tidak menunaikan haq rakyatnya-ed) maka bersabarlah sampai kalian menemuiku. (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka wajar jika sikap salafiyyin yg menolak demokrasi ataupun golput karena bukan cara Islam (maksiat) sementara tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam kemaksiatan kepada Kholiq sedangkan dalam demokrasi sendiri orang mempunyai hak utk golput (tidak memilih) silahkan antum perhatikan apakah ada di negara demokrasi orang2 yg golput ditangkapi dan dihukum?
maka wajar di hadist (HR Muslim 4906-4909)yg diatas ada lafadz jelas ”
“Siapa yang mengingkarinya, ia telah selamat. ”
Dalam hal ini salafiyyin jelas mengingkari demokrasi yg bukan cara Islam, namun walaupun demikian salafiyyin mereka tetap tidak memberontak ataupun memprovokasi dgn menjatuhkan para penguasa yg masih muslim. yg mereka lakukan adalah sabar mengikuti sunnah Nabi dlm hadist2 beliau Shallallahu alaihi wa sallam. seperti juga yg terjadi di negara arab saudi yg memakai sistem kerajaan memang sistem ini bukan sistem ideal Islam seperti Khilafah namun tidak ditemukan pertentangan dengan dgn sistem Islam selama yg menjadi raja tetap menerapkan syariat Islam dana capable, terbukti khilafah2 Islam pun juga terdiri dari dinasti seperti dinasti abbasiyah, ustmaniyah,dll dan para nabi dan rasulpun ada juga yg menjadi Raja seperti Nabi Sulaiman dan Nabi Daud Alaihissalam.
sekian tanggapan ana
semoga Allah memberkahi antum selalu
wassalam
assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh
kayaknya tanggapan antum jadi malah melebar kemana2 tanggapan yg antum berikan juga sudah ana jelaskan diatas bahwa salafiyyin menolak demokrasi adapun terhadap pemimpin selama masih muslim salafiyyin tetap taat (selama tidak dalam kemaksiatan) itu yg sudah ana tekankan berkali2 diatas namun antum tetap menekankan bahwa itu adalah makar padahal sudah ana jelaskan juga bahwa golput adalah hak juga dan itupun dijamin dalam demokrasi yg dipakai oleh negara ini.
perlu ana luruskan juga di arab saudi yg ditangkap adalah orang yg memang jelas2 merencanakan pemberontakan dan mengkafirkan pemerintah, adapun hal ini juga dijalankan oleh para khalifah contohnya Ali bin Abi Thalib Radiyallahu anhu yg memerangi kaum khowarij yg memberontak dan mengkafirkan.
adapun tuduhan antum ttg sejarah syeikh muhammad bin abdul wahab antum bisa baca sendiri dgn jelas sejarah beliau
http://www.geocities.com/abu_amman/hakikat-dakwah.htm
ataupun antum baca sendiri di buku “Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah”, Pustaka Al-Kautsar itu diterbitkan oleh pustaka al kautsar yg terkenal sebagai penerbit buku ikhwan.
adapun masalah Raja ana tidak membahas pro amerika atau lainnya tapi hukum sikap kita jika menemui pemimpin yg dzalim sesuai dgn hadist Nabi.
adapun masalah LJ ada kekeliruan2 dalam ijtihad yg dilakukan LJ yg itu sendiri sudah diluruskan oleh para Ulama.
barokallahu fikum
ana ajak antum untuk terus sama2 menggali ilmu dan jangan fanatik kalau ada yg salah tetap diluruskan, ana tinggal di kuningan jakarta juga dulu juga aktif di tarbiyah dan PK, salah satu guru ana Ust Rahmat Abdullah rahimahullah dan beliau sangat menekankan agar tidak fanatik terhadap suatu hal tanpa ilmu
wassalam
buat omnya dihya, salut buat antum, semoga Allah SWT tetap menjaga antum dan semua kalangan yang berpegang teguh kepada da’wah salafiyyah yang penuh barokah ini.
buat Abu Jaisy, mohon maaf nampaknya ini terakhir kali ana mampir di blog antum, selamat belajar dan menuntut ilmu syar’i yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah diatas pemahaman salaful ummah, semoga Allah SWT menunjuki antum kejalan yang haq. adapun ana, masa-masa hizbiyyah telah ana lewati dan ana telah “mentalak tiga” kepartaian sepuluh tahun yang lalu dan ana tidak akan pernah kembali lagi ke kancah itu, apapun resikonya, bagaimanapun celaan manusia, Insya Allah ana tetap diatas da’wah salafiyyah sampai ajal menjemput.
barokallohu fiikum
wassalamualaikum
assalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh
ahsan antum baca dulu buku tersebut ttg bagaimana hakikat dakwah syeikh muhammad bin abdul wahab terhadap pemerintahan khilafah ustmaniyah sehingga tanggapan antum dan kesimpulan antum jadi malah tidak kesimpulan yg dipaksakan utk menutupi ketidaktauan antum dlm masalah tersebut, kemudian mengenai tanggapan antum yg melebar kemana2 yg kalaupun ana jelaskan satu persatu disini terlalu panjang, sampai ke tuduhan bahwa arab saudi menjadi dalang di iraq ana sarankan antum tanyakan hal itu pada ustadz2 antum yg berkompeten dan kenal sekali dgn bagaimana sikap arab saudi di iraq dan siapa dalang di balik penyerangan ke iraq. jangan antum terburu2 menghukumi saudara antum sesama muslim dgn berita2 dari orang kafir dan teori2 konspirasi dari org kafir.
kemudian tuduhan dan pernyataan antum ttg penerbit haram? setau ana gak ada yg mengharamkan membaca buku pustaka al kautsar?tuduhan lainnya menyimpangkan sejarah?
adapun masalah ulama bisa salah dan keliru ana setuju dgn antum maka perlu diingatkan tentunya dgn ulama yg lainnya. yg tentunya dgn hujjah dan dalil yg pemahamannya shahih ada ukurannya sesuai dgn pemahaman nabi dan para sahabatnya. maka dilarang kita fanatik tanpa ilmu. siapapun orangnya syeikh albani bisa salah syeikh bin baz bisa salah imam ahmad bisa salah imam syafi’i pun bisa salah…termasuk hasan al bana dan sayyid qutb. apa yg disampaikan mereka semuanya diukur dgn ilmu dalil yg shahih.
alqur’an ditafsirkan dgn al qur’an kemudian dgn hadist nabi yg shahih, kemudian dgn fatwa para sahabat nabi, sikap sahabat nabi baru kemudian dgn bahasa arab begitu juga dgn hadist nabi. sehingga ada metodologi yg jelas….karena percuma antum membahas panjang lebar kesana kemari tanpa metodologi dan ukuran yg jelas.
antum gak akan faham karena semuanya membawa dalil dari al qur’an juga ataupun dari hadist juga….ketika antum sudah punya metodologi yg jelas antum baru bisa faham, ooh yg ini yg didahulukan yg ini ditinggalkan…jgn sampai belum apa2 lgs percaya…oohh begini padahal beritanya dari org kafir dan menghukumi sesama muslim dgn berita dari orang kafir,atau lgs terima dalil padahal pemahamannya pemahaman org yg membawakan dalil tersbut saja bukan pemahamannya nabi dan para sahabat, diliat dulu gimana pendapat sahabat ttg ayat atau dalil tersebut.
setelah itu baru kita bisa saling nasehat menasehati bukan saling tuduh menuduh, dan sabar dan jujur ketika dinasehati kalau memang ada kesalahan diakui dan diperbaiki, jgn malah ada kesalahan dibiarkan saja terus menerus dgn alasan toleransi dll apalagi kesalahannya masalah aqidah.
barokallahu fik
iya intinya antum ingin memaksakan menuduh salafy MAKAR kepada pemerintah, cuman ketika ana memberikan jawaban malah antum muter dan melebar kesana kemari.
ini pertanyaan antum ana jawab: “adapun terhadap pemimpin selama masih muslim salafyyin tetap taat” berarti antum memang berencana untuk tidak taat kepada pemerintah Indonesia? jawab : kalau menjadi maslahat kepada ummat dan tidak menimbulkan mudhorot yg besar jika pemerintahnya orang kafir tentu harus kita ganti dgn pemerintah yg muslim.
Dari hukum mana antum menganggap golput itu dijamin oleh negara ini? Sudah jelas pemerintahan kita melarang orang untuk berbuat golput! Lihat saja iklan-iklan pemerintah kita, sangat jelas-jelas melarang orang berbuat golput. Tetapi walaupun orang berbuat golput sendiri bukan berarti harus dihukum. Kalau bicara ranah “hak”, maka seharusnya orang-orang yang golput tidak mempunyai hak “menuntut” sesuatu kepada pemerintahan.
jawab:Laa thooata limakhluqin fi ma’shitil kholiq (tidak ada ketaatan kepada mahluk dalam bermaksiat kepada Kholiq), apa kalau pemerintah suruh antum misal antum sebagai polisi tangkap ustadz ini itu dgn alasan tidak jelas antum akan nurut saja dgn konsekuensi yg antum katakan diatas kalau gak nurut berarti makar? atau pemerintah suruh antum minum khamr antum akan nurut saja tanpa ada perkataan antum yg menolak hal tersebut. itukah metode antum?
sudah ana jelaskan diatas hadistnya.
“Akan ada Umara’ yang kalian kenal tetapi kalian ingkari. Barangsiapa yang mengetahuinya, ia telah berlepas diri darinya. Siapa yang mengingkarinya, ia telah selamat.”
Para shahabat bertanya: Tidakkah kita perangi mereka?!
Rasul menjawab: “Tidak, selama mereka masih shalat.”
(HR Muslim 4906-4909)
adapun kami tdk mempunyai hak utk menuntut kepada pemerintah itu konsekuensi kami.tapi kami tetap bisa menasehati dan mendoakan mereka(pemerintah).
barokallahu fik
Assalamualaikum wr.wb.
4 bulan yang lalu saya pasti akan berpendapat sama dengan artikel di atas tetapi setelah iseng2 mampir ke Gramedia dan beli buku berjudul Jejak Amal-Amal Kemurtadan ( Amalan-amalan yang Menyebabkan Pelakunya Murtad) yang judul aslinya A’malun Tukhriju Shohibuha Minal Millah karya ‘Abdul Mun’im Musthofa Halimah yang di terbitkan oleh wa islama, saya tidak sependapat lagi dgn pemikiran saya sebelumnya.
Saya memohon kepada Allah supaya saya di beri kekuatan lahir dan batin untuk tetap Istiqomah sampai tibanya ajal menjemput.